Lampung, Redaksinews.ID – Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPP) Kementan mendorong penguatan teknologi smart farming melalui peningkatan kualitas pengelolaan Kebun pemeriksaan substantif. Upaya ini sesuai arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam mempercepat akselerasi pertanian modern melalui mekanisasi teknologi.
Diketahui, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman terus mendorong pemanfaatan teknologi Internet of Things (IoT) untuk membantu proses pemantauan dan pengontrolan peralatan jarak jauh guna meningkatkan efisiensi serta produktivitas pertanian. Sejalan dengan hal ini PVTPP secara berkesinambungan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia.
Kepala Pusat PVTPP, Leli Nuryati mengatakan bahwa saat ini Pusat PVTPP mengelola tiga Kebun Pemeriksaan Substantif (KPS) PVT yang berlokasi di wilayah Lembang, Mojosari dan Bogor. Ketiga kebun ini nantinya akan menggunakan teknologi modern secara menyeluruh.
“Semua yang berkaitan dengan teknologi mekanisasi akan kami dorong sesuai arahan Bapak Menteri. Bahkan kami juga sudah menggunakan alat seperti smart irigasi di Mojosari,” ujar Leli saat menggelar studi visit smart farming dan integrated farming sistem di Balai Pelatihan Pertanian Lampung, Jumat.
Selanjutnya, kata Leli, PVTPP berkomitmen penuh meningkatkan kualitas SDM untuk mewujudkan visi pelayanan profesional, responsif, berintegritas, maksimal dan antisipatif atau yang disingkat PRIMA.
“Kegiatan studi ini merupakan bagian dalam memberikan penghargaan atau reward kepada pegawai berprestasi dengan berkesempatan dalam peningkatan kapasitas SDM sesuai dengan corporate identity Pusat PVTPP yaitu Kreatif, Inovatif dan Kolaboratif,” katanya.
Di tempat yang sama, Kepala Balai Bapeltan Lampung, Abdul Roni mengatakan bahwa penerapan smart selama ini mampu menghemat waktu dan biaya tenaga kerja serta kemudahan dalam pemantauan secara real time.
“Kami berharap peserta studi visit dapat menggali informasi, khususnya dalam penerapan smart farming, teknologi penginderaan jarak jauh, dan integrated farming sistem untuk kemudian dapat diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan kebun pemeriksaaan substantif di lingkup Pusat PVTPP,” katanya.
Roni menjelaskan, smart farming yang diterapkan Bapeltan sejauh ini telah menggunakan tiga komponen utama yang meliputi jaringan internet, jaringan listrik dan sumber air. Pendekatan yang digunakan adalah efisiensi biaya atau low cost.
“Dengan demikian, teknologi smart farming yang dikembangkan Bapeltan Lampung dapat diadopsi khalayak umum, khususnya petani skala menengah ke bawah,” katanya.
Sementara itu, Verifikator Pendaftaran Varietas Tanaman, Zakki mengatakan Bapeltan Lampung menjadi salah satu unit pelaksana teknis di BBPPSDMP yang mendorong penerapan teknologi Smart Farming dalam menghadapi tantangan perubahan lingkungan global yang tidak terprediksi, terutama ancaman perubahan iklim.
“Bapeltan telah menerapkan pendekatan teknologi, mekanisasi pertanian hingga sistem pemasaran berbasis digital. Kami berharap nantinya dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas pelayanan unit kerja lingkup Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian,” jelasnya. (rejeki)