Serang, Redaksinews.id – (17/1) Salah satu UMKM di Kabupaten Serang yakni pengrajin suvenir atau cindera mata khas Banten yang beralamat Jalan Raya Ciptayasa Ciruas, Kabupaten Serang, Banten. Karyanya sudah diekspor sampai ke Timur Tengah dan India. Saat ini tempat usahanya yang diberi nama CHIP (Create Handycraft Innovation Product) Banten.
“Saat ini kami sedang mengerjakan projek suvenir klien dari India, sebanyak 2 kontainer, bentuknya bangunan Taj Mahal” kata Suherman penggagas CHIP sekaligus pengrajin suvenir.
Menurut Suherman, UMKM yang berdiri sejak 2017, telah berhasil memproduksi berbagai bentuk suvenir luar negeri maupun khas Banten dengan memanfaatkan limbah kayu yang diberikan secara gratis dari PT Indah Kiat.
“Sampai saat ini kami belum pernah memperoleh pembinaan apalagi bantuan modal usaha. Untungnya kami mendapatkan binaan dari perusahaan yang menyuplai bahan baku, berupa kayu limbah,” kata Herman.
Menurut Suherman, selama ini masyarakat maupun pemerintah Banten masih memandang sebelah mata usaha yang dirintisnya ini, yang menurutnya dapat menjadi peluang usaha uang menjanjikan.
“Ya kalau dibandingkan gaji karyawan pabrik, masih lebih besar gaji dari hasil usaha kita,” kata Herman.
Menurutnya kendala yang dihadapinya saat ini kekurangan SDM yang satu visi dan misi dangan perusahaanya. Suherman juga sudah mempekerjakan anak buahnya yang berjumlah 15 orang, sehingga projek klien dari dalam negeri tidak ter-handle dengan baik dan harus mengantri.
“Saya hanya berharap ada perhatian baik dari Pemprov Banten maupun Pemkab Serang untuk program pelatihan ke jenjang usaha. Karena ini peluang yang sangat besar untuk membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas dan menjanjikan,” kata dia.
Kerajinan yang dibuatnya dari kayu Jati Belanda yang didatangkan dari negara Eropa dan Kanada, ada juga dari limbah kayu pinus. Suherman dan anak buahnya dapat menghasilkan 1000 pcs per bulan.
Bahan baku limbah kayu tersebut awalnya ia olah menjadi furniture seperti kitchen set, lemari dan lainnya. Namun belakangan kreasinya dikembangkan membuat suvenir khas daerah Banten seperti miniatur menara Masjid Agung Banten Lama, mercusuar Anyer, leuit baduy, golok Ciomas dan berbagai jenis lainnya.
“Kalau suvenir nilai jualnya tinggi dan bahan baku sedikit. Rata-rata saya menjual satu suvenir jenis miniatur mencapai Rp500.000 per satuan,” kata Herman.
Bahkan, kata dia, hasil karyanya tersebut juga pernah dipesan oleh Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya untuk kegiatan internasional di Bali.
“Bu menteri LH pesan 60 biji saat itu, berupa suvenir foto kita yang dibuat atau seperti ditempel di kayu,” kata Herman.
Ia menyampaikan terimakasih kepada PT Indah Kiat yang memberikan pembinaan dan suplai bahan baku kayu limbah, selama ia menggeluti pembuatan kerajinan tangan tersebut.
“Kami bersyukur karena yang Maha Kuasa memberi jalan melalui perusahaan swasta, yang intens memberi perhatian kepada kami,” kata dia. (Ard)