Pandeglang, afiliasinews.com – Mantan Presiden Mahasiswa (Presma) Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Banten Dede Hasan Basri menilai jasa ‘Joki’ di lingkungan akademik kampus merupakan turunnya kualitas pendidikan.
“Dunia pendidikan seharusnya menjaga integritas dan etika dalam lingkungan akademik,” katanya di Pandeglang.
Ia menyebutkan bahwa praktik kegiatan ilegal ini tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa, akan tetapi juga tumbuh dikalangan para dosen dan akademika dalam suatu perguruan tinggi.
Jasa joki merupakan seseorang yang dipekerjakan untuk melakukan suatu tugas atau aktivitas atas nama orang lain di lingkungan akademik kampus.
Dede Hasan Basri yang juga sebagai penasehat organisasi mahasiswa atau Ormawa menilai kasus itu seakan seperti simbiosis mutualisme yang dilaksanakan oleh penyedia jasa joki.
“Kegiatan tersebut mendatangkan keuntungan berupa bayaran sejumlah uang, sementara pengguna jasa dapat menyelesaikan beban tugas yang di jalani,” katanya.
Hal demikian, kata dia, kegiatan simbiosis mutualisme tersebut malah terjadi juga kepada beberapa oknum pegawai di salah satu perguruan tinggi swasta yang ada di Kabupaten Pandeglang, yang ikut menjadi penyedia jasa joki perkuliah.
“Jenis tugas yang dikerjakan juga cukup bervariasi. Seperti esai, makalah hingga yang paling epik lagi dikalangan mahasiswa yakni tugas akhir yaitu skripsi,” ungkapnya.
“Jujur saja, dilingkungan kampus saya sendiri, tidak hanya dosen yang rela memberikan ulasan atau feedback secara mendetail terhadap seluruh tugas yang diberikan karena berbagai kesibukan, sehingga mahasiswa berfikir bahwa yang terpenting adalah menyelesaikan tugas,” sambung Dede.
Selanjutnya, kata dia, Apabila pemerintah dan seluruh civitas akademika serius menginginkan pendidikan di Indonesia yang lebih baik, tidak sepatutnya terus-terusan memelihara keadaan memprihatinkan seperti ini.
“Kita pikir dan sepakat bahwa Dunia Akademis harusnya menjadi tempat untuk menjaga integritas,” pungkasnya.