Serang, Redaksinews.ID – Kelurahan Tegal Maja yang dikenal dengan kerajinan anyaman, kini menggelar pelatihan rajut dari limbah tali kertas industri selama dua hari dari tanggal 15 Mei sampai 16 Mei 2024.
Kepala Desa Tegal Maja Muhammad Ikhsan mengatakan tujuan diadakan pelatihan rajut untuk mengangkat potensi yang ada di Desa Tegal Maja dengan memanfaatkan limbah tali kertas sisa dari produksi pabrik kertas industri PT Indah Kiat Serang.
“Jadi kita ingin menyulap bahan limbah ini menjadi daya guna untuk masyarakat dan meningkatkan nilai ekonomis. Maka dari itu kita mengadakan pemberdayaan untuk melatih keahlian warga agar bisa memberdayakan atau memanfaatkan tali kertas itu menjadi produk yang bisa menopang ekonomi mereka,” kata Ikhsan usai membuka pelatihan kerajinan rajut di Kantor Kelurahan Tegal Maja, Kabupaten Serang, Banten, Rabu (15/5/2024).
Adapun untuk pelatih dari Saung Rajut Banten (Saraba) sedangkan yang mengikuti dari warga sekitar.
“Kita pelatihnya empat orang dan yang mengikuti pelatihan dibagi menjadi tiga angkatan tiap angkatan itu 25 orang dalam waktu dua hari . Mudah-mudahan setelah kita dikenal dengan backgound anyaman ketika dilatih rajut pun bisa dan makin di kenal sampai Nasional hingga Mancanegara,” harapnya.
Menurut Ikhsan, tingkat kesulitan dari seni merajut ada beberapa faktor, dari bahan dan teknis rajutnya.
“Yang jadi kendala dari bahan kan biasanya benang ini dari limbah tali kertas kemudian pertama kali memperkenalkan kerajinan dengan seni rajut kepada warga. Tetapi jika sungguh-sungguh pasti bisa,” tuturnya.
Ikhsan optimis akan pemasaran produk terbarunya kerajinan rajut, karena saat di pamerkan langsung diminati.
Adapun produk yang dibuat diantaranya tas, dompet handphone dan lain sebagainya. Sedangkan untuk penyelesaian satu item produk bisa diselesaikan dua hari dilihat dari tingkat kesulitan dan ukuran dengan nilai ekonomis.
“Harga per-item mulai dari harga Rp100 ribu sampai dengan Rp500 ribu tergantung kesulitan dan ukurannya,” tutup Ikhsan.
Selain itu Ibu rumah tangga Rini Purwanti menambahkan keinginan mengikuti pelatihan ingin belajar rajut dan memanfaatkan waktu luang.
“Jika ada waktu luang kan bisa sambil belajar buat sekaligus kedepannya bisa menghasilkan cuan, apalagi sekarang sedang marak UMKM,” tambah Rini.
Menurut Rini, tingkat kesulitan adanya di pendasaran atau di awal karena baru pertama ikut pelatihan jadi masih belum lancar dan terbiasa.
“Pembuatan satu tas bisa sampai dua hari karena ini dari limbah tali jadi agak keras tidak seperti benang. Ini juga buat pemanfaatan limbah biasanya dibuang, selain itu ibu-ibu rumah tangga tidak menganggur tapi bisa menghasilkan ilmu dan sekaligus cuan,” terangnya.