Pembangunan Kelembagaan yang Kuat: Kunci Sukses Ketahanan Pangan di Desa Pelawad

Opini, afiliasinews.com – Dalam era yang penuh ketidakpastian ini, ketahanan pangan,krisis iklim,dan pergaulan bebas, menjadi salah satu isu yang semakin mendesak di Desa Pelawad Kabupaten Serang, menjadi contoh nyata bahwa pembangunan kelembagaan yang kuat dan sistematis dapat menjamin keberhasilan program ketahanan pangan, kampung pro iklim,dan kampung ramah anak, Keberhasilan ini tidak hanya terletak pada bantuan yang diberikan, tetapi lebih pada bagaimana kelembagaan desa dikelola untuk mendukung dan memaksimalkan bantuan tersebut.

Peran Kelembagaan dalam Keberhasilan Program Setiap Bantuan Pemerintah.
Desa Pelawad tidak hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah pusat atau kabupaten. Lebih dari itu, desa ini mengoptimalkan potensi kelembagaan yang ada—baik Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), kelompok tani, hingga tokoh masyarakat—dalam mengelola setiap bantuan yang datang.

Program ketahanan pangan di desa ini dimulai dengan perencanaan yang matang, berbasis data yang akurat, dan tentu saja melibatkan partisipasi masyarakat.

Pemerintah desa bekerja secara transparan dengan melibatkan masyarakat dalam setiap tahapan program. Mulai dari pemetaan kebutuhan pangan,Kampung Pro Iklim,Ramah Anak,distribusi bantuan, hingga pelaporan hasil yang dapat diakses oleh semua pihak. Keterbukaan ini tidak hanya menciptakan rasa kepercayaan, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya berperan aktif dalam keberlanjutan program.

Pengelolaan Bantuan yang Efektif dan Berkelanjutan.

Di Desa Pelawad, bantuan ketahanan pangan seperti 10 ekor kambing,tempat bermain anak,traktor untuk Kampung Pro Iklim. tidak hanya disalurkan begitu saja.

Setiap paket bantuan disesuaikan dengan kebutuhan riil di lapangan, berdasarkan hasil musyawarah desa dan masukan dari kelompok tani. Selain itu, setiap bantuan disertai dengan pendampingan teknis dari penyuluh pertanian untuk memastikan bahwa bantuan tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal.

Desa Pelawad juga mengembangkan mekanisme pengawasan yang melibatkan masyarakat secara langsung. Melalui forum desa dan kelompok pengawasan, masyarakat tidak hanya menjadi penerima bantuan, tetapi juga pengawas pelaksanaan program. Transparansi ini menjadikan program lebih akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan.

Contoh Kelembagaan yang Dapat Ditiru
Keberhasilan Desa Pelawad dalam mengelola bantuan ketahanan pangan,Kampung Pro Iklim,Ramah Anak, merupakan contoh yang patut dicontoh oleh desa-desa lain di Kabupaten Serang maupun di daerah lainnya. Desa ini membuktikan bahwa kekuatan kelembagaan desa dapat menjadi penentu kesuksesan suatu program.

Tidak hanya soal seberapa besar bantuan yang diterima, tetapi lebih pada bagaimana lembaga-lembaga desa bekerja sama dan mengelola sumber daya yang ada secara efisien dan transparan.

Pemerintah Kabupaten Serang dapat menjadikan Desa Pelawad sebagai model pengelolaan ketahanan pangan berbasis kelembagaan yang baik.

Desa-desa lain dapat belajar dari pengalaman ini untuk meningkatkan kualitas kelembagaan mereka, agar program-program serupa dapat diimplementasikan dengan lebih efektif dan berdampak jangka panjang.

Membangun Desa yang Mandiri dan Berkelanjutan Pembangunan kelembagaan di tingkat desa bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan kemauan dan kolaborasi yang baik antar lembaga, keberhasilan itu bukanlah sesuatu yang mustahil.

Desa Pelawad telah membuktikan bahwa dengan sistem kelembagaan yang baik, sebuah desa dapat mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan, meningkatkan perekonomian lokal, dan memberikan kesejahteraan kepada warganya.

Ke depan, Desa Pelawad bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam membangun ketahanan pangan,Kampung Pro Iklim,Ramah Anak,berbasis kelembagaan yang kuat. Desa yang tidak hanya mengandalkan bantuan, tetapi juga memiliki kelembagaan yang mampu mengelola, mengawasi, dan memastikan keberlanjutan setiap program yang ada. Ini adalah investasi jangka panjang yang tidak hanya menguntungkan satu desa, tetapi juga seluruh daerah.

 

Penulis :

1. M. Zaelani sidiq (Mahasiswa)
2. Angga Rosidin (Dosen Pembimbing)
3. Zakaria Habib Al-Ra’zie (Kaprodi)

 

By Fauzi

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Post
Filter