Serang, afiliasinews.com – Dampak Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) jalur zonasi, mulai dirasakan sekolah swasta SMK PGRI 1 Kota Serang, imbas paling besar yakni penyusutan jumlah siswa baru yang masuk SMK PGRI 1, salah satu sekolah swasta yang terdampak PPDB sistem zonasi.
Tak pelak penutupan jadi langkah paling strategis. Sekolah ini mampu menampung minimal tiga Rombongan Belajar (Rombel) tiap tahunnya.
Setelah sistem zonasi diterapkan, perlahan siswa baru yang masuk SMK menyusut jumlahnya. Tahun ajaran baru ini puncaknya hanya menerima kurang dari seratus siswa kelas X.
Wakil Kepala Sekolah SMK PGRI 1 Saepudin mengungkapkan tiap tahunnya SMK PGRI 1 terus menurun, disebabkan adanya program pemerintah sekolah negeri gratis.
“Siswanya terus menurun, sekarang saja kurang dari 100 siswa baru, yang harusnya satu rombel tiap jurusan 36 siswa, ini hanya enam siswa, dua belas siswa tiap masing-masing jurusan,” kata Saepudin, Senin.
Menurut Saepudin, selain siswa, guru yang sudah mengajar puluhan tahun berhenti, akibat kurangnya siswa. Hanya beberapa orang guru yang bertahan.
“Sebenarnya bingung sekolah swasta di Kota Serang ini, sudah ada beberapa sekolah swasta yang tutup akibat kurangnya siswa. Sekolah ini juga tiap tahun bukannya bertambah malah terus berkurang, padahal fasilitas lengkap, dan kita juga sudah melakukan upaya untuk mempertahankan sekolah agar tidak tutup,” terangnya.
Menanggapi hal ini, Pejabat Gubernur Banten menambahkan Sekolah swasta tidak ada masalah, karena sekolah swasta juga mendapatkan dapat dana Bosnas, Bosda, dan honorium. Ini adalah pilihan masyarakat, tidak ada paksaan untuk sekolah di negeri maupun swasta.
“Itu pilihan anak dan orang tuanya, silahkan berpacu dalam mutu karena para orang tua akan berhitung tentang mutu pendidikan proses belajarnya. Sekali lagi ini pilihan masyarakat, jangan di kontamikan, jadi silahkan masyarakat memilih,” tegasnya.