Yogyakarta, Redaksinews.id – Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terus melakukan penghitungan suara secara real count. Hingga Jumat, 16 Februari 2024, pukul 11.00 WIB, capres-cawapres Prabowo-Gibran Rakabuming Raka berhasil memperoleh 410.902 suara atau 49,23 persen.
Prabowo-Gibran unggul atas Ganjar Pranowo-Mahfud Md yang mengumpulkan 251.994 suara atau 30,19 persen; dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang memperoleh 171.719 atau 20,57 persen.
Wakil Komandan Golf (Relawan) TKN Prabowo-Gibran, Supriyanto, pun merespon pernyataan capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo. Ganjar sebelumnya menyebut kemenangan Prabowo-Gibran di kandang banteng atau basis PDIP di DIY dan Jawa Tengah sebagai anomali.
“Kemenangan Prabowo-Gibran di kandang banteng atau basis PDIP itu bukan anomali atau karena adanya dugaan kecurangan, seperti yang dikatakan oleh Sekretaris Jendral PDIP Hasto Kristiyanto,” kata Supriyanto, Jumat, 16 Februari 2024.
Bahwa perolehan suara PDIP meskipun diakui unggul, kata Supriyanto, tetapi turun dari 20 persen menjadi 16 persen.
“Dan karena Ganjar-Mahfud identik dengan stigma petugas partai, makanya suaranya juga tidak jauh berbeda dengan perolehan suara partainya sekitar 16 persen, maksimum 20 persen saja,” ujarnya.
“Contohnya, di TPS kampungnya Hasto di Sleman, PDIP unggul di pemilu legislatif, tapi Prabowo-Gibran menang di pemilu presiden,” ujar Supriyanto.
Menurutnya, semestinya hasil Pemilu 2024 ini bisa menjadi evaluasi dan refleksi kenapa suara PDIP turun dan perolehan Ganjar-Mahfud jadi juru kunci, bukan menyalahkan pihak lain.
Supriyanto menambahkan, tergerusnya suara Ganjar-Mahfud di kandang banteng seperti Yogya juga karena ada beberapa hal yang tidak disadari oleh elit-elit PDIP. Meskipun dikatakan kandang banteng, tetapi kemenangan PDIP di daerah basis seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta tidak pernah mutlak alias tidak mencapai lebih 50 persen.
“Sehingga Pilpres dan Pilkada sangat tergantung pada figur yang dicalonkan,” kata dia.
Pada Pilpres 2014, ujar Supriyanto, perolehan suara Jokowi jauh di atas suara PDIP. Ini karena ada tambahan dukungan dari PKB, Nasdem, dan kekuatan nonpartai dari relawan yang menggalang suara massa mengambang dan swing voter.
Begitu juga dengan Pilpres 2019, perolehan suara Jokowi-Maruf Amin jauh diatas suara PDIP. Ini karena tambahan suara partai pendukung koalisi seperti PKB Golkar PPP sangat signifiikan serta dukungan relawan Jokowi masih solid.
“Pada pemilu kali ini capres-cawapres Ganjar-Mahfud hanya diusung dari partai parlemen PDIP dan PPP tetapi back bone (tulang punggung) hanya PDIP karena di daerah basis Jawa-Bali suara PPP tidak signifikan,” kata dia.
Adapun Sekretaris DPD PDIP DIY Totok Hedi Santosa sebelumnya menyatakan dirinya menghormati perhitungan quick count yang dilakukan berbagai lembaga survei. “Kami hormati quick count, namun kami meminta kepada para pendukung Ganjar Pranowo untuk tetap bersabar menunggu dan mengawal hasil real count KPU RI,” kata dia.